SEKTOR INDUSTRI DAN PENGANGGURAN
I.
INDUSTRI
SUBTITUSI IMPOR
TIMBULNYA PENGERTIAN
SUBSTITUSI IMPOR
Kebanyakan Negara berkembang memajukan industrialisasi di negaranya dengan harapan akan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Industrialisasi dilakukan melalui dua cara, yaitu substitusi impor dan diversifikasi impor. Penyelenggaraan industrialisasi membutuhkan banyak perlengkapan kapital, akan tetapi kebanyakan negara berkembang belum mampu membuat perlengkapan kapital secara mandiri. Untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan kapital, negara akan mengekspor barang primernya agar dapat mengimpor dengan barang kapital. Jadi perekonomian negara berkembang dibangun atas dasar ekspor produksi barang impornya. Kebutuhan negara berkembang akan barang kapital berkesinambungan dengan kebutuhan negara maju untuk memelihara kelangsungan produksi barang-barang primer. Karena terlalu fokus pada produksi primer untuk diekspor, negara berkembang mengalami ketidakstabilan pendapatan dalam pembangunan ekonominya.
Kebanyakan Negara berkembang memajukan industrialisasi di negaranya dengan harapan akan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Industrialisasi dilakukan melalui dua cara, yaitu substitusi impor dan diversifikasi impor. Penyelenggaraan industrialisasi membutuhkan banyak perlengkapan kapital, akan tetapi kebanyakan negara berkembang belum mampu membuat perlengkapan kapital secara mandiri. Untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan kapital, negara akan mengekspor barang primernya agar dapat mengimpor dengan barang kapital. Jadi perekonomian negara berkembang dibangun atas dasar ekspor produksi barang impornya. Kebutuhan negara berkembang akan barang kapital berkesinambungan dengan kebutuhan negara maju untuk memelihara kelangsungan produksi barang-barang primer. Karena terlalu fokus pada produksi primer untuk diekspor, negara berkembang mengalami ketidakstabilan pendapatan dalam pembangunan ekonominya.
Ketidakstabilan
pendapatan ini disebabkan oleh:
1. Persaingan barang impor semakin besar
2. Nilai tukar barang impor negara berkembang rendah
3. Fluktuasi harga produksi primer di pasar dunia
1. Persaingan barang impor semakin besar
2. Nilai tukar barang impor negara berkembang rendah
3. Fluktuasi harga produksi primer di pasar dunia
Untuk mengatasi
kesulitan pendapatan devisa dan penggunaannya, substitusi impor dan
diversifikasi ekspor merupakan cara baik mengatasi masalah tersebut. Melalui
diversifikasi ekspor negara tidak hanya terpaku pada satu atau dua macam barang
ekspor, sehingga bila terjadi kerugian pada satu barang dapat diimbangi dengan
keuntungan dari barang lainnya. Karena dasar tukar barang industry lebih tinggi
dari barang produksi primer, negara dapat menghasilkan sendiri barang
kebutuhannya, hal tersebut akan mengurangi pengeluaran.
Masalah yang terjadi pada ekspor industri primer mengakibatkan kenaikan ekspor lebih lambat daripada kenaikan impor. Ini disebabkan oleh elastisitas pendapatan lebih rendah akan permintaan impor terhadap barang produksi primer.
Masalah yang terjadi pada ekspor industri primer mengakibatkan kenaikan ekspor lebih lambat daripada kenaikan impor. Ini disebabkan oleh elastisitas pendapatan lebih rendah akan permintaan impor terhadap barang produksi primer.
Rendahnya
elastisitas pendapatan terhadap impor produksi primer di negara maju disebabkan
oleh:
1. Kenaikan produksi barang primer di negara maju
2. Perubahan pola konsumsi yang menurunkan hasrat mengkonsumsi
3. Kemajuan teknologi yang mengurangi kebutuhan bahan baku
4. Perkembangan bahan sintetis
5. Diberlakukan peraturan yang membatasi impor barang produksi impor
Tingginya
elastisitas pendapatan terhadap impor barang produksi di Negara berkembang
disebabkan oleh
1. Bertambahnya
jumlah penduduk dan berlakunya efek pamer internasional
2. Kebutuhan
barang produksi semakin besar
3. Usaha
meningkatkan hasil produksi primer guna meningkatkan pendapatkan devisa
4. Dorongan
untuk mendirikan industry subtitusi impor dan industry ekspor
Berhasilnya
pembangunan ekonomi negara maju dimulai dengan industrialisasi dengan
menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Setelah subtitusi
berhasil, sebagian hasilnya diekspor ke luar negeri dan ditukarkan dengan
barang kebutuhan pembangunan. Negara berkembang selain mengimpor barang
industri juga mengekspor bahan makanan. Industri subtitusi impor memerlukan
banyak banyak alat dan mesin serta bahan makanan. Dalam pelaksanaannya
dibutuhkan banyak devisa untuk mengimpornya dan memicu dinaikkannya pendapatan
sektor ekspor. Kalau negara tidak berhasil menaikkan pendapatan ekspornya,
terpaksa harus mengadakan pinjaman luar negeri.
Pada awalnya
industrialisasi didasarkan atas pasar dalam negeri dalam bentuk barang
substitusi impor. Adanya pasar tersebut mendorong industry substitusi impor
berkembang lebih pesat apabila disertai suatu proteksi sehingga akan menghemat
penggunaan devisa. Devisa yang dihemat dapat digunakan untuk mengimpor barang
kapital dan barang lainnya yang belum dapat diproduksi sendiri.
MOTIF-MOTIF SUBSTITUSI
IMPOR
1. Bagi
negara berkembang, substitusi impor dimaksudkan untuk mengurangi atau menghemat
penggunaan devisa. Devisa merupakan barang langka bagi negara berkembang, maka
dalam penggunaannya harus selektif. Penggunaan devisa lebih ditekankan pada
proyek-proyek yang mengurangi devisa namun memberikan hasil cukup dan dapat
menambah penghasilan devisa.
2.
Substitusi impor timbul bila pemerintah
suatu negara berusaha memperbaiki neraca pembayarannya, baik melalui kuota
maupun tarif. Kebijakan macam ini akan mengurangi jumlah barang impor namun
permintaannya masih besar. Negara akan berinisiatif untuk menghasilkan barang
pengganti. Hal ini akan meningkatkan keuntungan sektor industri.
3. Beberapa
negara mengadakan industrialisasi dengan tujuan memenuhi kebutuhan dalam negeri
dan adanya semangat kemerdekaan cinta produk dalam negeri. Keadaaan ini mendorong
timbulnya substitusi impor pada barang konsumsi pokok maupun barang kapital.
Jadi industri substitusi impor dalam kasus ini tidak terlalu mempertimbangkan
biaya, yang penting tujuan politis dapat tercapai melalui usaha sendiri.
4. Anggapan
bahwa industri subtitusi impor bukan untuk mengurangi atau mengganti barang
impor, namun karena pemerintah bertujuan untuk mengembangkan perekonomian dalam
negeri.
Adanya substitusi
impor akan diperoleh keuntungan, berupa penghematan devisa atau pertumbuhan infrastruktur.
Kadang kenyataan tidak sama dengan konsep teori. Walaupun menurut teori sangat
untung, pada kenyataannya hasil yang dicapai tidak seperti harapan. Ini
dikarenakan ada permasalahan dalam menghasilkan substitusi impor.
Masalah
yang muncul dalam usaha substitusi impor antara lain:
1. Kualitas
barang yang dihasilkan
Kebanyakan kualitas
barang yang dihasilkan dalam negeri sering kali lebih rendah dibandingkan
barang impor. Kualitas yang rendah akan menurunkan kepercayaan konsumen di luar
negeri.
2. Biaya
produksi
Pada tahap awal
industrialisasi membutuhkan banyak modal dan capital yang dibutuhkan juga
banyak. Langkanya faktor capital pada Negara berkembang memaksa untuk
mendatangkan capital dan tenaga ahli dari luar negeri. Sebagai hasil dari
multplier effeck itu tidak dapat ditekan biaya produksinya, sehingga
mengakibatkan harga lebih mahal dibanding produk impor.
3. Efisiensi alokasi faktor produksi
Dalam suatu perkembangan ekonomi diperlukan berbagai macam faktor, antara lain: faktor kapital, faktor tenaga kerja, faktor sumber daya alam, serta faktor wiraswasta dan teknologi.
Dalam suatu perkembangan ekonomi diperlukan berbagai macam faktor, antara lain: faktor kapital, faktor tenaga kerja, faktor sumber daya alam, serta faktor wiraswasta dan teknologi.
a. Kapital
Pada Negara berkembang,
factor capital merupakan factor langka. Namun seringkali penggunaannya kurang
efisien. Untuk mendorong mandirinya industry substitusi impor dapat diterapkan
proteksi.
b. Tenaga
kerja
.
Angkatan tenaga kerja negara berkembang pada umumnya kurang terdidik. Untuk mengatasinya perlu mendidik tenaga kerja yang ada ataupun dengan mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri. Namun mendatangkan tenaga ahli dari luar seringkali mengkonsumsi kapital .
Angkatan tenaga kerja negara berkembang pada umumnya kurang terdidik. Untuk mengatasinya perlu mendidik tenaga kerja yang ada ataupun dengan mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri. Namun mendatangkan tenaga ahli dari luar seringkali mengkonsumsi kapital .
c. Suber
daya alam
.
Negara berkembang mempunyai sumber daya alam yang potensial. Namun baru sedikit yang diolah. Untuk mengolahnya membutuhkan teknologi dan kemampuan wiraswasta yang memadai. Hendaknya dipilih secara selektif sumber daya mana saja yang potensial mendukung perekonomian.
Negara berkembang mempunyai sumber daya alam yang potensial. Namun baru sedikit yang diolah. Untuk mengolahnya membutuhkan teknologi dan kemampuan wiraswasta yang memadai. Hendaknya dipilih secara selektif sumber daya mana saja yang potensial mendukung perekonomian.
d. Wiraswasta
dan teknologi
.
Jumlah wiraswasta masih belum tercukupi, ini karena mungkin terbentur oleh keadaan sosial-budaya, system politik, ataupun adat-istiadat setempat. Penggunaan wirasawasta harus seefisien mungkin dengan pertimbangan berbagai alternative.
Jumlah wiraswasta masih belum tercukupi, ini karena mungkin terbentur oleh keadaan sosial-budaya, system politik, ataupun adat-istiadat setempat. Penggunaan wirasawasta harus seefisien mungkin dengan pertimbangan berbagai alternative.
SUBSTITUSI IMPOR DALAM
INFLASI.
Inflasi dapat menguntungkan dalam suatu perekonomian, namun tak jarang inflasi banyak merugikan. Keuntungannya adalah inflasi dapat membawa perbaikan bidan ekonomi maupun nonekonomi. Pada negara maju, inflasi lunak mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan yang berdampak pada tingkat full employment.
Inflasi dapat menguntungkan dalam suatu perekonomian, namun tak jarang inflasi banyak merugikan. Keuntungannya adalah inflasi dapat membawa perbaikan bidan ekonomi maupun nonekonomi. Pada negara maju, inflasi lunak mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan yang berdampak pada tingkat full employment.
Hal
ini tidak dapat terjadi pada negara berkembang dikarenakan:
1. Negara kekurangan wiraswasta
2. Negara mempunyai sedikit excess capaci
3. Inflasi tidak diikuti naiknya investasi riil
4. Pendapatan masih rendah
1. Negara kekurangan wiraswasta
2. Negara mempunyai sedikit excess capaci
3. Inflasi tidak diikuti naiknya investasi riil
4. Pendapatan masih rendah
Dampak
negatif inflasi:
1.Struktur
harga
.
Struktur
harga yang sehat tercapai apabila terjadi keseimbangan antara permintaan dan
penawaran. Adanya inflasi membuat harga barang naik, tetapi naiknya harga yang
tidak seimbang membuat struktur harga keseluruhan rusak. Demikian yang
menjadikan pertumbuhan ekonomi menjadi tersendat.
2.
Investasi dan konsumsi
Ketika
inflasi simpanan berbentuk uang mengalami kemerosotan nilai, berakibat pada
turunnya tingkat daya beli masyarakat dan tingkat nilai mata uang. Namun
investasi nonproduktif akan meningkat disebabkan tindakan spekulatif pada masa
itu. Akibatnya semakin lebar tingkat konsumsi antara masyarakat kaya dengan
masyarakat miskin. Dalam jangka panjang akan terjadi peralihan konsumsi
terhadap barang impor dengan adanya demonstration effect.
3.
Perniagaan internasional
Inflasi
mengakibatkan kenaikan biaya produksi barang impor yang memicu munculnya
disparitas harga antara biaya produksi dan harga ekspor. Sehingga volume ekspor
mengalami penurunan, yang artinya turunnya pendapatan devisa. Karena pendapatan
devisa turun, otomatis konsumsi impor mengalami kemerosotan. Impor cenderung
kearah barang konsumtif dan spekulatif. Bila negara mengalami dispartas harga,
harusnya kegiatan ekspor terhenti. Namun sebagian negara tidak melakukannya,
karena dengan terhentinya ekspor pendapatan devisa akan berkurang. Andaikata
tetap dibelakukan ekspor pada saat disparitas harga, dapat menimbulkan penyelundupan
barang atau pasar gelap. Solusi tepat adalah dengan menghilangkan inflasi
4. Distribusi
penghasilan dan kekayaan .
Ketika
inflasi golongan orang berpendapatan rendah akan mengalami kerugian, sedangkan
golongan spekulatif mengalami keuntungan. Hal ini berakibat pada tidak
meratanya distribusi pendapatan masayarakatnya, sehingga kesejahteraan
masyarakat akan menurun. Pada negara berkembang inflasi menghambat pelaksanaan
industrialisasi dan keberhasilan substitusi impor.
SUBSTITUSI IMPOR DI
BERBAGAI SEKTOR
Substitusi impor dianggap ada apabila pada suatu barang tingkat produksinya meningkat lebih cepat daripada impornya. Namun ini mempunyai kelemahan bila ternyata produksi dalam negeri tetap sedangkan impor menurun karena berbagai pembatasan.
Substitusi impor dianggap ada apabila pada suatu barang tingkat produksinya meningkat lebih cepat daripada impornya. Namun ini mempunyai kelemahan bila ternyata produksi dalam negeri tetap sedangkan impor menurun karena berbagai pembatasan.
1.
Industry Barang Konsumsi Pokok
Sebagian
besar Negara berkembang memulai dengan membangun industry yang menghasilkan
barang pokok, walaupun tak jarang membangun dengan basic capital.
Alasan suatu negara memulai industry yang menghasilkan barang pokok:
a. Tingkat pendapatannya masih rendah
b. Efek pamer pada Negara sedang berkembang
c. Pasar barang konsumsi lebih luas ketimbang pasar barang capital
d. Tingkat teknologi yang lebih sederhana dan mudah
Alasan suatu negara memulai industry yang menghasilkan barang pokok:
a. Tingkat pendapatannya masih rendah
b. Efek pamer pada Negara sedang berkembang
c. Pasar barang konsumsi lebih luas ketimbang pasar barang capital
d. Tingkat teknologi yang lebih sederhana dan mudah
2.
Industry Pangan (Pertanian)
Pada
Negara berkembang untuk memperoleh pendapatan devisa dilakukan dengan cara menalukkan
ekspor dan mengurangi impor serta dihubungkan dengan usaha mencapai swasembada
(self sufficiency) pangan bidang pertanian. Seandainya swasembada pangan telah
tercapai, dilakukan inisiatif ekspor. Untuk mencapai tujuan yang direncanakan
dibutuhkan kenaikan produksi melalui kredit-kredit produksi, pemasaran hasil
yang lebih baik, perluasan tanah serta perbaikan tanah pertanian, dll.
Agar pembangunan pertanian berhasil perlu memperhatikan beberapa factor berikut:
1. Pemasaran hasil pertanian harus terjamin
2. Harus ada perubahan teknologi terus menerus
3. Tersedianya alat-alat bagi petani di tempat bekerja
4. Ada motivasi bagi petani untuk lebih produktif
5. Adanya tranportasi murah dan efisien
Agar pembangunan pertanian berhasil perlu memperhatikan beberapa factor berikut:
1. Pemasaran hasil pertanian harus terjamin
2. Harus ada perubahan teknologi terus menerus
3. Tersedianya alat-alat bagi petani di tempat bekerja
4. Ada motivasi bagi petani untuk lebih produktif
5. Adanya tranportasi murah dan efisien
3.
Industry Jasa
Pembangunan
ekonomi membutuhkan banyak capital dan tenaga kerja. Apabila suatu Negara tidak
mencukupi skill tenaga kerjanya, maka akan mengimpor tenaga ahli dan teknisi
dari Negara maju. Selain mengusahakan substitusi ekspor di bidang industry dan
pertanian dapat mencoba bidang jasa.
Pendorong
negara berkembang untuk beralih pada industri jasa adalah:
a. Negara berkembang banyak mengirimkan warga negaranya ke negara maju untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik
b. Masih bergantungnya jasa pengangkutan pada pihak luar yang berakibat mahalnya harga
a. Negara berkembang banyak mengirimkan warga negaranya ke negara maju untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik
b. Masih bergantungnya jasa pengangkutan pada pihak luar yang berakibat mahalnya harga
II.
INDUSTRI
PROMOSI EKSPOR
KEBIJAKAN PROMOSI EKSPOR
(PE)
Promosi
ekspor (PE) merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat jenuhnya pasar
domestik, sebab pasar luar negeri relatif jauh lebih besar daripada pasar
domestik. Kebijakan PE umumnya dilakukan setelah berhasil melaksanakan SI,
kendati ada juga yang melakukan secara bersamaan
Tujuan
kegiatan promosi ekspor yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk mengenalkan
perusahaan dan produk yang diproduksi kepada calon pembeli di Luar Negeri. Hal
ini promosi berperan penting dalam daur kehidupan usaha yang dilakukan
perusahaan. Seperti dalam pengertian promosi, yaitu seperangkattehnik pemasaran
untuk mengkomunikasikan segala sesuatu tentang produk atau komoditas kepada
kelompok sasaran atau pasar untukmencapai tujuan akhir upaya pemasaran yaitu
produk atau komoditaskita menjadi pilihan utama bagi pelanggan (Jabbar:2007).
Menurut
Terence A. Stamp (2003) sebagai produsen suatu komoditi ekspor, yang penting
diperhatikan adalah bahwa komoditi apapun yang diproduksi harus sesuai dengan
selera calon pembeli. Pembeli hanya berminat membeli suatu barang dengan
komoditi itusesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harga. Aktifitas promosi ekspor
mempunyai pengaruh penting ataspenjualan yang dicapai oleh perusahaan.
Pengelolaan yang efektifatas sumber daya yang mahal tersebut adalah esensi
untuk mencapaihasil imbalan optimal dan pengeluaran promosi ekspor. Karena
setiap bentuk promosi ekspor memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri, strategi
promosi ekspor yang terintegrasi memasukkan keunggulandari setiap komponen
dalam perancangan suatu bauran promosiekspor yang efektif biaya. Menurut Landa
dan Robin (2001) untuk meningkatkan transaksi ekspor impor diperlukan kegiatan
promosi yang tepat. Kegiatan ini dilakukan oleh para eksportir dan badan-badan
khusus serta pemerintah sendiri.
Sedangkan
menurut Anne Krueger (1978). Wakil presiden bank dunia, ada 4 faktor yang dapat
menerangkan mengapa strategi industrialisasi promosi ekspor dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat ketimbang strategi substitusi impor, ke empat faktor tersebut adalah:
1. Kaitan sektor
pertanian dengan sektor industri
Pertumbuhan
sektor pertanian yang pesat memang penting sekali bagi pertumbuhan ekonomi pada
umumnya, namun pengalaman dari korea selatan (yang sejak tahun 1961 telah
menempuh strategi promosi ekspor) telah menunjukkan bahwa dengan strategi
promosi ekspor, kaitan antara keberhasilan sektor pertanian dan keberhasilan
sektor industri tidak begitu erat seperti di bawah strategi substitusi impor.
Hal ini disebabkan karena di NSB telah menempuh strategi promosi ekspor
ternyata telah berhasil cukup cadangan devisa untuk mengimpor pangan (jika
perlu) dari pada negara-negara yang telah menempuh strategi substitusi
impor.karena strategi substitusi impor ternyata justru mempunyai kepadatan
impor yang tinggi. Dengan demikian biaya oportunitas impor pangan tinggi
sekali, karena devisa yang langka ini tidak dapat digunakan untuk impor yang
lainnya yang penting, misalnya barang-barang modal untuk pembangunan.
2. Skala ekonomis
Bagi
industri-industri dimana faktor skala ekonomi (economices of scale) adalah
penting,maka strategi promosi ekspor akan dapat memberikan dorongan yang kuat
kepada perusahaan-perusahaan baru dari pada dibawah substitusi impor.
Karena
perusahaan-perusahaan ini dapat menyusun rencana investasi. Produksi dan
pemasaran mereka atas dasar potensi pasar domestik dan pasar ekspor. Dengan
strategi promosi ekspor sejak semula dapat dibangun pabrik dengan skala ekonomi
yang efisien, oleh karena dalam membangun pabrik-pabrik tersebut para
industrialis sudah merencanakan untuk memasarkan sebagian dari produksi mereka
dari pasar dunia.
3.
Persaingan
Suatu
segi positif yang penting dari strategi promosi ekspor adalah bahwa persaingan
dipasar ekspor mengaharuskan para industralis untuk menjajagi berbagai cara
untuk menekan biayaproduksi mereka sampai ketingskt yang serendah-rendahnya
sehingga hasil-hasil produksinya mereka bisa bersaing dalam hal harga (price
competitive) dipasar ekspor, maka persaingan ketat dipasar ekpor juga akan
mengahruskan para industriawan untuk mengadakan pengendalian mutu (quality
control) yang ketat pula, mengadakan modifikasi dalam desain barang-brang
sesuai dengan perubahan selera masyarakat dalam kemajuan teknologi baru, an
memastikan pengadaan barang-barng sesuai dengan jadwal engadaan yang telah
ditetapkan.
4. Kekurangan Devisa
Pengalaman
NSB, termasuk Indonesia, telah menunjukkan bahwa kekurangan devisa telah
menghambat pertumbuhan ekonomi yang pesat, pada tingkat makro ekonomi, skala
investasi nsioanal perlu dikurangi, jika diperkirakan bahwa ditahun-tahun
mandatang akan dihadapi masalah kekurangan devisa. Pada tingakt micro ekonomi,
berbagai proyek pembangunan mungkin perlu dijadwalkan kembali(seperti yang
dilakukan indonesia pada tahun 1983 sebagai akibat dari defisit tarnsaksi
berjalan telah dialami sejak tahun 1982 dengan berakhirnya rizki minyak dan
demikian juga pada tahun 1991 sebagai akibat dari adanya boomimg investasi
pasca derugulasi perbankan) atau terpaksa dihentikan jika impor bahan-bahan
baku, barang-barang setengah jadi, dan barang-barang modal tidak dapat
dilanjutkanakibat kekurangan devisa.
Meskipun
NSB telah menempuh strategi promosi ekspor tentu tidak bebas dari masalah
tekanan pada neraca pembayaran dan kekurangan devisa, namun strategi yang
bertujuan untuk memperoleh devisa sebanyak mungkin melalui ekspor barang-barang
jadi (manutactured exports) akan lebih berhasil dalam memupuk cadangan devisa
yang memadai dari pada strategi substitusi impor yang ternyata sering
memperbesar kekurangan devisa pertalian dengan kepadatan impor yang tinggi dari
berbagai industri substitusi impor.
Meskipun
kebijakan PE memberikan manfaat, namun juga ada beberapa masalah:
Cepat
jenuhnya pasar internasional
Cepat
jenuhnya pasar internasional disebabkan oleh faktor permintaan dan penawaran.
Dilihat dan sisi permintaan, apa yang diekspor oleh NSB seperti pakaian,
makanan olahan, barang-barang elektronik sederhana, bahkan kendaraan,
umumnya merupakan barang kebutuhan pokok bagi negara maju.Sebagai barang
kebutuhan pokok, elastisitas permintaannya (elastisitas harga dan
elastisitas pendapatan) sangat rendah, sehingga pasarnya relatif tetap.
Makin kuatnya kebijakan proteksi oleh
negara-negara maju.
Sekalipun
negara-negara maju memiliki keunggulan komparatif dalam produksi teknologi
padatmodal dan ilmu pengetahuan, mereka tetap melakukan proteksi terhadap
industri-industri yang berteknologi sederhana
III.TEKNOLOGI DAN PENGANGGURAN
TEKNOLOGI
Secara etimologis, akar kata
teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian metode rasional
yang berkaitan dengan pembuatan sebuah objek, atau kecakapan tertentu, atau
pengetahuan tentang metode dan seni.
Secara umum, teknologi dapat
didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang diciptakan secara
terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai.
Definisi
teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah
kebudayaan. Selain itu, teknologi adalah terapan matematika, sains, dan
berbagai seni untuk faedah kehidupan seperti yang dikenal saat ini.
Tetapi ada juga definisi yang sama
menonjolnya, yakni definisi teknologi sebagai sains terapan, khususnya
para ilmuan dan insinyur. Dalam penggunaan ini, pengertian teknologi
mengacu pada alat dan mesin yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah di
dunia nyata.
Kata teknologi juga dapat digunakan
untuk merujuk kepada kumpulan teknik. Dalam konteks ini, itu adalah keadaan
saat ini dari pengetahuan manusia tentang bagaimana menggabungkan sumber daya
untuk memproduksi produk yang diinginkan, untuk memecahkan masalah, memenuhi
kebutuhan, atau memuaskan keinginan.
Indonesia
sebagai negara yang berkembang harus mengejar ketertinggalan teknologi lewat
industri berteknologi tinggi yang terpilih. Namun, tidak salah pula jika kita
memerlukan adanya visi efisiensi dalam proses transformasi teknologi. Tekno
ekonomi merupakan merupakan suatu kemampuan memanfaatkan teknologi secara
efisien dan efektif. Kemampuannya mencakup kemampuan memilih teknologi,
mengoperasikan proses, menghasilkan barang dan jasa, serta mengelola perubahan.
Perubahan pada paradigma tekno ekonomi memunculkan system teknologi yang baru
dan menimbulkan pengaruh yang menyeluruh pada semua sisi perekonomian.
Perubahan pada paradigma teknoekonomi akan menimbulkan produk baru dan proses
teknologi baru pada sebuah bentuk industri baru. Perubahan demikian menyebabkan
perubahan pada struktur biaya input, produksi, serta distribusi pada
perekonomian secara keseluruhan. Sehingga dengan adanya teknologi akan
menghemat biaya-biaya proses produksi dalam industri :
1. Merubah
keaadaan yang serba bergantung pada luar negeri, untuk menjadikan ekonominya
lebih mandiri. Sebab umumnya negara-negara tersebut masih memiliki struktur
ekonomi yang berat sebelah, yaitu merupakan negara agraris, yang sekaligus
merupakan ekonomi ekspor. Kekayaan-kekayaan alam yang mereka miliki dengan
berbagai hasil tambangnya, kesuburan tanah yang menghasilkan berbagai hasil
pertanian, sebagian besar belum mampu mengolah sendiri sehingga harus dijual ke
luar negeri. Begitu pula segala kebutuhan barang-barang sampai beras yang
merupakan hasil pertanian juga masih harus diimpor. Lebih-lebih
peralatan-peralatan modal untuk memajukan industrinya, alat-alat transport dan
sebagainya, yang belum mampu dibuat sendiri jelas harus diimpor. Dengan keadaan
yang demikian negara tersebut dalam keadaan yang sangat lemah, dilihat dari segi
ekspor maupun impor.
2. Dengan
industrialisasi diharapkan dapat meningkatkan produktifitas tenaga
kerja, dengan mempergunakan teknologi yang lebih modern.
3. Menambah
lapangan-lapangan kerja baru untuk memperkecil jumlah pengangguran.
4. Dari
segi neraca pembayaran, dimaksudkan agar secepatnya dapat memperbaiki neraca
pembayaran yang selalu defisit. Maksudnya sekalipun dalam jangka pendek adanya
industrialisasi terpaksa banyak mengimpor mesin-mesin, alat-alat transport,
sehingga memerlukan devisa yang sangat besar, tetapi lama-kelamaan diharapkan
adanya industry-industri substitusi impor akan mengurangi devisa yang kita
butuhkan sebaliknya kita mampu memperbesar ekspor kita.
PENGANGGURAN
Pengangguran adalah
orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari
pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja
contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan
tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan
pekerjaan. Atau dengan kata lain Penganguran adalah kelompok angkatan kerja
yang belum mendapatkan pekerjaan atau tidak bekerja.
- JENIS PENGANGGURAN DAN PENYEBABNYA
Secara garis
besar, pengangguran dapat dibedakan menjadi dua golongan, menurut lama waktu
kerja dan menurut penyebabnya
I. Jenis pengangguran
menurut waktu kerja
Pengangguran sering diartikan
sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal.
Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu :
1.
Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Contoh : suatu kantor mempekerjakan 10 orang karyawan padahal pekerjaan dalam
kantor itu dapat dikerjakan dengan baik walau hanya dengan 8 orang karyawan
saja,sehingga terdapat kelebihan 2 orang tenaga kerja. Orang-orang semacam ini
yang disebut dengan pengangguran terselubung.
2. Setengah
Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga
kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari
35 jam selama seminggu. Contoh : seorang buruh bangunan yang telah
menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara menganggur sambil
menunggu proyek berikutnya .
Setengah pengangguran dibagi menjadi dua kelompok :
Setengah pengangguran dibagi menjadi dua kelompok :
• Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka yang bekerja dibawah jam kerja
normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain.
• Setengah Penganggur Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam
kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima
pekerjaan lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.
3.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak
karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
II. Jenis Pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya :
Macam-macam pengangguran berdasarkan
penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a.
Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya)
kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b.
Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh ketidakcocokan antara keterampilan
(kualifikasi) tenaga kerja yang dibutuhkan dan keterampilan tenaga kerja yang
tersedia.Perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang
merupakan latar belakang ketidakcocokan itu. Pengangguran struktural bisa
diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
Akibat kebijakan pemerintah
c. Pengangguran
friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul
akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja
(pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja). Pengangguran ini muncul
dari kemauan tenaga kerja yang bersangkutan. Ia menganggur untuk sementara
waktu dalam rangka mencari pekerjaan yang lebih baik, menantang dan menunjang
karirnya. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d. Pengangguran
musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya
pergantian musim tanam ke musim panen.
e. Pengangguran
teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga
manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi).
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat
demand). Contoh : suatu saat perekonomian suatu negara mengalami masa pertumbuhan
(menaik).Di saat lain, mengalami resesi (menurun) atau bahkan depresi.Pada saat
krisis ekonomi, daya beli masyarakat menurun sehingga tingkat permintaan
terhadap barang dan jasa juga menurun.Turunnya permintaan masyarakat terhadap
barang dan jasa memaksa produsen untuk menurunkan kegiatan produksi.Produsen
melakukan ini antara lain dengan cara mengurangi pemakaian faktor produksi,
termasuk tenaga kerja.Inilah mengapa pada saat krisis ekonomi kita menyaksikan
banyaknya pegawai atau buruh terkena PHK sehingga menganggur.
- SEBAB TERJADINYA PENGANGGURAN
Masalah pengangguran tentulah tidak
muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pengganguran secara global adalah sebagai berikut :
1.
Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan
Kesempatan Kerja. Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan
kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya
sangat jarang terjadi.
2.
Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang, kebutuhan
jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang.
Apabila kesempatan kerja
jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum
tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat
pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut
mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan
kerja yang tersedia.
3.
Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah
tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja
lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi
keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga
kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara
lainnya.
4.
Budaya pilih-pilih pekerjaan. Pada
dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan.
Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan
di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka
yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).
5.
Pemalas. Selain
budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia
adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang
ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
6.
Tidak mau ambil resiko. “Saya
bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di kantor
bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan
hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya.”Adakah yang
berani mengambil resiko seperti itu? Kami yakin sedikit sekali. Padahal kalau
dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan tersebut
ia bisa menimba pengalaman sebanyak-banyaknya.Meskipun akhirnya dipecat juga,
toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3 bulan.
3. DAMPAK-DAMPAK
PENGANGGURAN
Untuk mengetahui dampak pengganguran kita perlu
mengelompokkan pengaruh pengganguran tersebut, yaitu:
a. Dampak
Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus .
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus .
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1. Pengangguran
bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang
dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan
nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
2. Pengangguran
akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang.
Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan
demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika
penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan
berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
3. Pengangguran
tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan
daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang
hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan
Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru.
Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak
akan terpacu.
b. Dampak
pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat
·
Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
·
Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
·
Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas
·
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial
politik.
·
Pengangguran dapat meningkatkan angka
kemiskinan.
- CARA MENGATASI PENGANGGURAN
Adanya
bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
- Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang
digunakan adalah :
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera memindahkan kelebihan
tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi
yang kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi
formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah
yang mengalami pengangguran.
- Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain
dapat digunakan cara-cara sbb:
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang
industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
3. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti
home indiustri
4. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap
tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah,
seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga
bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi
baru dari kalangan swasta.
- Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan
kerja di sector lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
- Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang
dan jasa, dan
2. Meningkatkan daya beli Masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar