Minggu, 14 Agustus 2016

Surat terbuka untukmu

Hai mas, apa kabarmu? Aku harap kabarmu baik-baik saja, sebaik saat terakhir kita bertemu.

Boleh aku menyampaikan sesuatu untukmu? Seharusnya ini aku sampaikan langsung padamu, tapi aku takut. Aku tidak memiliki keberanian yang sama seperti waktu itu.

Mas, aneh rasanya melihat hubungan kita saat ini. Kita tiba-tiba jauh tanpa ada alasan yang jelas. Apakah ini salahku? Apakah ini akibat dari permintaanku waktu itu? Permintaan akan kejelasan hubungan ini.

Maafkan aku, maaf mas. Aku hanya ingin kejelasan. Apapun keputusanmu, aku harga itu. Aku tidak akan memaksa inginku. Aku hanya ingin, apapun keputusanmu tidak akan berpengaruh terhadap hubungan ini.

Tapi, angan hanyalah angan. Sekali lagi terjadi, ditinggalkan tanpa alasan yang jelas. Bukannya aku tidak pernah bertanya padanya, berkali kali aku menanyakan mengapa. Tapi, tidak pernah ada jawaban darinya. Haruskah aku tetap menanyakan itu kembali? Rasanya mungkin tidak, aku tidak ingin mengusik kehidupannya.

Ah iya, beberapa hari yang lalu aku pergi ke tempat kita. Masih ingatkah itu dimana? Aku harap mas mengingatnya. Itulah alasan aku menulis ini. Aku teringat kembali padamu. Teringat akan senyummu, bicaramu, semuanya tentang dirimu. Aku merindukan mas yang dulu. Aku harap kelak kita bisa bertemu kembali, dan menjadi teman seperti saat itu.

9:54 PM

Minggu, 07 Agustus 2016

Jalan jalan di Bali ( Explore Kintamani )

Denpasar, 31 Juli 2016


Bali? Bali gak hanya tentang pantai, masih banyak kok tempat-tempat selain pantai yang bagus banget di bali. mungkin ini salah satu rekomendasi dari aku.

10.00
Kumpul di rumah teman, setelah dichat semua yang ada, hanya 4 orang aja yang bisa :(
"yok, sekarang mau kemana?", tanyaku
"kemana aja, asalkan jangan ke pantai *edisibosanpantai*" pinta temanku "yang ada alamnya gitu loh, ubud atau kintamani gitu lah" sambungnya
"kintamani aja gimana? trunyan ayok" usul temanku yang lain
"woi, trunyan bayar nyebrangnya. akhir bulan nih, cari yang gratis ajalah" sanggahku
"difikir dijalan aja dah, yang penting jalan aja dulu menuju ke kintamani"
dan akhirnya, kita ke kintamani tanpa ada tujuan yang pasti. entah apa jadinya trip ini -_-

pas dijalan, kita sempat nyasar gitu. harusnya lewat payangan supaya lebih dekat, lah ternyata lewat petang. tapi bersyukur sih bisa nyasar begini, jadi bisa foto-foto dulu di jembatan petang. :D


Lanjut ke kintamani. kintamani itu emang juaranya yak. sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan gunung batur yang amazing, jadi pengen ndaki lah pokoknya. tempat selanjutnya yaitu Penelokan, ini tempat paling aman buat foto-foto dengan latar belakang gunung batur dan danaunya. daripada foto dipinggir jalan, mending foto disini aja, aman kok tempatnya. disini juga gak bayar kok.

Pengen ndaki :(








gimana? keren kan? dari atas liat danaunya keren banget yak? kalau dari bawah gimana ya? berangkat dari rasa penasaran itu, akhirnya kita menuju jalan yang ada di bawah penelokan ini. kita sih gatau tempat persisnya dimana, berdasarkan insting ajah. tapi, di tengah perjalanan kita liat tempat bagus.


hampir 30 menit kemudian setelah dari penelokan, kita bukannya sampai di danau, kita malah sampai di dermaga penyeberangan ke trunyan. ini tempatnya gak kalah keren.





bakso dulu kak, dingin dingin emang pas ya makan bakso.
Next mungkin lain kali harus ke trunyan. udah nyampe sini gabisa nyebrang itu rasanya pedih kak :(
Perjalanan kali ini, kita gak bayar sama sekali untuk menikmati semua keindahan ini, cuma bayar parkir di dermaganya aja Rp. 2.000/motor, dan bayar baksonya juga.
See u next trip.

Sabtu, 21 Mei 2016

Makalah Perekonomian Indonesia Teknologi dan Pengangguran



SEKTOR INDUSTRI DAN PENGANGGURAN
I.       INDUSTRI SUBTITUSI IMPOR
TIMBULNYA PENGERTIAN SUBSTITUSI IMPOR
          Kebanyakan Negara berkembang memajukan industrialisasi di negaranya dengan harapan akan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Industrialisasi dilakukan melalui dua cara, yaitu substitusi impor dan diversifikasi impor. Penyelenggaraan industrialisasi membutuhkan banyak perlengkapan kapital, akan tetapi kebanyakan negara berkembang belum mampu membuat perlengkapan kapital secara mandiri. Untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan kapital, negara akan mengekspor barang primernya agar dapat mengimpor dengan barang kapital. Jadi perekonomian negara berkembang dibangun atas dasar ekspor produksi barang impornya. Kebutuhan negara berkembang akan barang kapital berkesinambungan dengan kebutuhan negara maju untuk memelihara kelangsungan produksi barang-barang primer. Karena terlalu fokus pada produksi primer untuk diekspor, negara berkembang mengalami ketidakstabilan pendapatan dalam pembangunan ekonominya.
Ketidakstabilan pendapatan ini disebabkan oleh:
1. Persaingan barang impor semakin besar
2. Nilai tukar barang impor negara berkembang rendah
3. Fluktuasi harga produksi primer di pasar dunia
Untuk mengatasi kesulitan pendapatan devisa dan penggunaannya, substitusi impor dan diversifikasi ekspor merupakan cara baik mengatasi masalah tersebut. Melalui diversifikasi ekspor negara tidak hanya terpaku pada satu atau dua macam barang ekspor, sehingga bila terjadi kerugian pada satu barang dapat diimbangi dengan keuntungan dari barang lainnya. Karena dasar tukar barang industry lebih tinggi dari barang produksi primer, negara dapat menghasilkan sendiri barang kebutuhannya, hal tersebut akan mengurangi pengeluaran.
Masalah yang terjadi pada ekspor industri primer mengakibatkan kenaikan ekspor lebih lambat daripada kenaikan impor. Ini disebabkan oleh elastisitas pendapatan lebih rendah akan permintaan impor terhadap barang produksi primer.
Rendahnya elastisitas pendapatan terhadap impor produksi primer di negara maju disebabkan oleh:

1. Kenaikan produksi barang primer di negara maju
2. Perubahan pola konsumsi yang menurunkan hasrat mengkonsumsi
3. Kemajuan teknologi yang mengurangi kebutuhan bahan baku
4. Perkembangan bahan sintetis
5. Diberlakukan peraturan yang membatasi impor barang produksi impor
Tingginya elastisitas pendapatan terhadap impor barang produksi di Negara berkembang disebabkan oleh
1.    Bertambahnya jumlah penduduk dan berlakunya efek pamer internasional
2.    Kebutuhan barang produksi semakin besar
3.    Usaha meningkatkan hasil produksi primer guna meningkatkan pendapatkan devisa
4.    Dorongan untuk mendirikan industry subtitusi impor dan industry ekspor
Berhasilnya pembangunan ekonomi negara maju dimulai dengan industrialisasi dengan menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Setelah subtitusi berhasil, sebagian hasilnya diekspor ke luar negeri dan ditukarkan dengan barang kebutuhan pembangunan. Negara berkembang selain mengimpor barang industri juga mengekspor bahan makanan. Industri subtitusi impor memerlukan banyak banyak alat dan mesin serta bahan makanan. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan banyak devisa untuk mengimpornya dan memicu dinaikkannya pendapatan sektor ekspor. Kalau negara tidak berhasil menaikkan pendapatan ekspornya, terpaksa harus mengadakan pinjaman luar negeri.
Pada awalnya industrialisasi didasarkan atas pasar dalam negeri dalam bentuk barang substitusi impor. Adanya pasar tersebut mendorong industry substitusi impor berkembang lebih pesat apabila disertai suatu proteksi sehingga akan menghemat penggunaan devisa. Devisa yang dihemat dapat digunakan untuk mengimpor barang kapital dan barang lainnya yang belum dapat diproduksi sendiri.
MOTIF-MOTIF SUBSTITUSI IMPOR
1.      Bagi negara berkembang, substitusi impor dimaksudkan untuk mengurangi atau menghemat penggunaan devisa. Devisa merupakan barang langka bagi negara berkembang, maka dalam penggunaannya harus selektif. Penggunaan devisa lebih ditekankan pada proyek-proyek yang mengurangi devisa namun memberikan hasil cukup dan dapat menambah penghasilan devisa.
2.        Substitusi impor timbul bila pemerintah suatu negara berusaha memperbaiki neraca pembayarannya, baik melalui kuota maupun tarif. Kebijakan macam ini akan mengurangi jumlah barang impor namun permintaannya masih besar. Negara akan berinisiatif untuk menghasilkan barang pengganti. Hal ini akan meningkatkan keuntungan sektor industri.
3.      Beberapa negara mengadakan industrialisasi dengan tujuan memenuhi kebutuhan dalam negeri dan adanya semangat kemerdekaan cinta produk dalam negeri. Keadaaan ini mendorong timbulnya substitusi impor pada barang konsumsi pokok maupun barang kapital. Jadi industri substitusi impor dalam kasus ini tidak terlalu mempertimbangkan biaya, yang penting tujuan politis dapat tercapai melalui usaha sendiri.
4.      Anggapan bahwa industri subtitusi impor bukan untuk mengurangi atau mengganti barang impor, namun karena pemerintah bertujuan untuk mengembangkan perekonomian dalam negeri.
Adanya substitusi impor akan diperoleh keuntungan, berupa penghematan devisa atau pertumbuhan infrastruktur. Kadang kenyataan tidak sama dengan konsep teori. Walaupun menurut teori sangat untung, pada kenyataannya hasil yang dicapai tidak seperti harapan. Ini dikarenakan ada permasalahan dalam menghasilkan substitusi impor.
Masalah yang muncul dalam usaha substitusi impor antara lain:
1.      Kualitas barang yang dihasilkan  
Kebanyakan kualitas barang yang dihasilkan dalam negeri sering kali lebih rendah dibandingkan barang impor. Kualitas yang rendah akan menurunkan kepercayaan konsumen di luar negeri.
2.      Biaya produksi
Pada tahap awal industrialisasi membutuhkan banyak modal dan capital yang dibutuhkan juga banyak. Langkanya faktor capital pada Negara berkembang memaksa untuk mendatangkan capital dan tenaga ahli dari luar negeri. Sebagai hasil dari multplier effeck itu tidak dapat ditekan biaya produksinya, sehingga mengakibatkan harga lebih mahal dibanding produk impor.
3.       Efisiensi alokasi faktor produksi
Dalam suatu perkembangan ekonomi diperlukan berbagai macam faktor, antara lain: faktor kapital, faktor tenaga kerja, faktor sumber daya alam, serta faktor wiraswasta dan teknologi.
a.       Kapital
Pada Negara berkembang, factor capital merupakan factor langka. Namun seringkali penggunaannya kurang efisien. Untuk mendorong mandirinya industry substitusi impor dapat diterapkan proteksi.
b.      Tenaga kerja                                    .
Angkatan tenaga kerja negara berkembang pada umumnya kurang terdidik. Untuk mengatasinya perlu mendidik tenaga kerja yang ada ataupun dengan mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri. Namun mendatangkan tenaga ahli dari luar seringkali mengkonsumsi kapital     .
c.       Suber daya alam                                                               .
Negara berkembang mempunyai sumber daya alam yang potensial. Namun baru sedikit yang diolah. Untuk mengolahnya membutuhkan teknologi dan kemampuan wiraswasta yang memadai. Hendaknya dipilih secara selektif sumber daya mana saja yang potensial mendukung perekonomian.
d.      Wiraswasta dan teknologi                                               .    
Jumlah wiraswasta masih belum tercukupi, ini karena mungkin terbentur oleh keadaan sosial-budaya, system politik, ataupun adat-istiadat setempat. Penggunaan wirasawasta harus seefisien mungkin dengan pertimbangan berbagai alternative.

SUBSTITUSI IMPOR DALAM INFLASI.
          Inflasi dapat menguntungkan dalam suatu perekonomian, namun tak jarang inflasi banyak merugikan. Keuntungannya adalah inflasi dapat membawa perbaikan bidan ekonomi maupun nonekonomi. Pada negara maju, inflasi lunak mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan yang berdampak pada tingkat full employment.
Hal ini tidak dapat terjadi pada negara berkembang dikarenakan:
1. Negara kekurangan wiraswasta
2. Negara mempunyai sedikit excess capaci
3. Inflasi tidak diikuti naiknya investasi riil
4. Pendapatan masih rendah
Dampak negatif inflasi:
1.Struktur harga                                                          .  
Struktur harga yang sehat tercapai apabila terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Adanya inflasi membuat harga barang naik, tetapi naiknya harga yang tidak seimbang membuat struktur harga keseluruhan rusak. Demikian yang menjadikan pertumbuhan ekonomi menjadi tersendat.
2. Investasi dan konsumsi
Ketika inflasi simpanan berbentuk uang mengalami kemerosotan nilai, berakibat pada turunnya tingkat daya beli masyarakat dan tingkat nilai mata uang. Namun investasi nonproduktif akan meningkat disebabkan tindakan spekulatif pada masa itu. Akibatnya semakin lebar tingkat konsumsi antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin. Dalam jangka panjang akan terjadi peralihan konsumsi terhadap barang impor dengan adanya demonstration effect.
3. Perniagaan internasional
Inflasi mengakibatkan kenaikan biaya produksi barang impor yang memicu munculnya disparitas harga antara biaya produksi dan harga ekspor. Sehingga volume ekspor mengalami penurunan, yang artinya turunnya pendapatan devisa. Karena pendapatan devisa turun, otomatis konsumsi impor mengalami kemerosotan. Impor cenderung kearah barang konsumtif dan spekulatif. Bila negara mengalami dispartas harga, harusnya kegiatan ekspor terhenti. Namun sebagian negara tidak melakukannya, karena dengan terhentinya ekspor pendapatan devisa akan berkurang. Andaikata tetap dibelakukan ekspor pada saat disparitas harga, dapat menimbulkan penyelundupan barang atau pasar gelap. Solusi tepat adalah dengan menghilangkan inflasi
4.    Distribusi penghasilan dan kekayaan                               .
Ketika inflasi golongan orang berpendapatan rendah akan mengalami kerugian, sedangkan golongan spekulatif mengalami keuntungan. Hal ini berakibat pada tidak meratanya distribusi pendapatan masayarakatnya, sehingga kesejahteraan masyarakat akan menurun. Pada negara berkembang inflasi menghambat pelaksanaan industrialisasi dan keberhasilan substitusi impor.
SUBSTITUSI IMPOR DI BERBAGAI SEKTOR
         Substitusi impor dianggap ada apabila pada suatu barang tingkat produksinya meningkat lebih cepat daripada impornya. Namun ini mempunyai kelemahan bila ternyata produksi dalam negeri tetap sedangkan impor menurun karena berbagai pembatasan.
1.      Industry Barang Konsumsi Pokok
Sebagian besar Negara berkembang memulai dengan membangun industry yang menghasilkan barang pokok, walaupun tak jarang membangun dengan basic capital.
Alasan suatu negara memulai industry yang menghasilkan barang pokok:
a. Tingkat pendapatannya masih rendah
b. Efek pamer pada Negara sedang berkembang
c. Pasar barang konsumsi lebih luas ketimbang pasar barang capital
d. Tingkat teknologi yang lebih sederhana dan mudah
2.      Industry Pangan (Pertanian)
Pada Negara berkembang untuk memperoleh pendapatan devisa dilakukan dengan cara menalukkan ekspor dan mengurangi impor serta dihubungkan dengan usaha mencapai swasembada (self sufficiency) pangan bidang pertanian. Seandainya swasembada pangan telah tercapai, dilakukan inisiatif ekspor. Untuk mencapai tujuan yang direncanakan dibutuhkan kenaikan produksi melalui kredit-kredit produksi, pemasaran hasil yang lebih baik, perluasan tanah serta perbaikan tanah pertanian, dll.
Agar pembangunan pertanian berhasil perlu memperhatikan beberapa factor berikut:
1. Pemasaran hasil pertanian harus terjamin
2. Harus ada perubahan teknologi terus menerus
3. Tersedianya alat-alat bagi petani di tempat bekerja
4. Ada motivasi bagi petani untuk lebih produktif
5. Adanya tranportasi murah dan efisien
3.      Industry Jasa
Pembangunan ekonomi membutuhkan banyak capital dan tenaga kerja. Apabila suatu Negara tidak mencukupi skill tenaga kerjanya, maka akan mengimpor tenaga ahli dan teknisi dari Negara maju. Selain mengusahakan substitusi ekspor di bidang industry dan pertanian dapat mencoba bidang jasa.
Pendorong negara berkembang untuk beralih pada industri jasa adalah:
a. Negara berkembang banyak mengirimkan warga negaranya ke negara maju untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik
b. Masih bergantungnya jasa pengangkutan pada pihak luar yang berakibat mahalnya harga



II.    INDUSTRI PROMOSI EKSPOR
KEBIJAKAN PROMOSI EKSPOR (PE)
Promosi ekspor (PE) merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat jenuhnya pasar domestik, sebab pasar luar negeri relatif jauh lebih besar daripada pasar domestik. Kebijakan PE umumnya dilakukan setelah berhasil melaksanakan SI, kendati ada juga yang melakukan secara bersamaan
Tujuan kegiatan promosi ekspor yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk mengenalkan perusahaan dan produk yang diproduksi kepada calon pembeli di Luar Negeri. Hal ini promosi berperan penting dalam daur kehidupan usaha yang dilakukan perusahaan. Seperti dalam pengertian promosi, yaitu seperangkattehnik pemasaran untuk mengkomunikasikan segala sesuatu tentang produk atau komoditas kepada kelompok sasaran atau pasar untukmencapai tujuan akhir upaya pemasaran yaitu produk atau komoditaskita menjadi pilihan utama bagi pelanggan (Jabbar:2007).
Menurut Terence A. Stamp (2003) sebagai produsen suatu komoditi ekspor, yang penting diperhatikan adalah bahwa komoditi apapun yang diproduksi harus sesuai dengan selera calon pembeli. Pembeli hanya berminat membeli suatu barang dengan komoditi itusesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harga. Aktifitas promosi ekspor mempunyai pengaruh penting ataspenjualan yang dicapai oleh perusahaan. Pengelolaan yang efektifatas sumber daya yang mahal tersebut adalah esensi untuk mencapaihasil imbalan optimal dan pengeluaran promosi ekspor. Karena setiap bentuk promosi ekspor memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri, strategi promosi ekspor yang terintegrasi memasukkan keunggulandari setiap komponen dalam perancangan suatu bauran promosiekspor yang efektif biaya. Menurut Landa dan Robin (2001) untuk meningkatkan transaksi ekspor impor diperlukan kegiatan promosi yang tepat. Kegiatan ini dilakukan oleh para eksportir dan badan-badan khusus serta pemerintah sendiri.
Sedangkan menurut Anne Krueger (1978). Wakil presiden bank dunia, ada 4 faktor yang dapat menerangkan mengapa strategi industrialisasi promosi ekspor dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat ketimbang strategi substitusi impor, ke empat faktor tersebut adalah:


1. Kaitan sektor pertanian dengan sektor industri
Pertumbuhan sektor pertanian yang pesat memang penting sekali bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, namun pengalaman dari korea selatan (yang sejak tahun 1961 telah menempuh strategi promosi ekspor) telah menunjukkan bahwa dengan strategi promosi ekspor, kaitan antara keberhasilan sektor pertanian dan keberhasilan sektor industri tidak begitu erat seperti di bawah strategi substitusi impor. Hal ini disebabkan karena di NSB telah menempuh strategi promosi ekspor ternyata telah berhasil cukup cadangan devisa untuk mengimpor pangan (jika perlu) dari pada negara-negara yang telah menempuh strategi substitusi impor.karena strategi substitusi impor ternyata justru mempunyai kepadatan impor yang tinggi. Dengan demikian biaya oportunitas impor pangan tinggi sekali, karena devisa yang langka ini tidak dapat digunakan untuk impor yang lainnya yang penting, misalnya barang-barang modal untuk pembangunan.
2. Skala ekonomis
Bagi industri-industri dimana faktor skala ekonomi (economices of scale) adalah penting,maka strategi promosi ekspor akan dapat memberikan dorongan yang kuat kepada perusahaan-perusahaan baru dari pada dibawah substitusi impor.
Karena perusahaan-perusahaan ini dapat menyusun rencana investasi. Produksi dan pemasaran mereka atas dasar potensi pasar domestik dan pasar ekspor. Dengan strategi promosi ekspor sejak semula dapat dibangun pabrik dengan skala ekonomi yang efisien, oleh karena dalam membangun pabrik-pabrik tersebut para industrialis sudah merencanakan untuk memasarkan sebagian dari produksi mereka dari pasar dunia.
3. Persaingan
Suatu segi positif yang penting dari strategi promosi ekspor adalah bahwa persaingan dipasar ekspor mengaharuskan para industralis untuk menjajagi berbagai cara untuk menekan biayaproduksi mereka sampai ketingskt yang serendah-rendahnya sehingga hasil-hasil produksinya mereka bisa bersaing dalam hal harga (price competitive) dipasar ekspor, maka persaingan ketat dipasar ekpor juga akan mengahruskan para industriawan untuk mengadakan pengendalian mutu (quality control) yang ketat pula, mengadakan modifikasi dalam desain barang-brang sesuai dengan perubahan selera masyarakat dalam kemajuan teknologi baru, an memastikan pengadaan barang-barng sesuai dengan jadwal engadaan yang telah ditetapkan.

4. Kekurangan Devisa
Pengalaman NSB, termasuk Indonesia, telah menunjukkan bahwa kekurangan devisa telah menghambat pertumbuhan ekonomi yang pesat, pada tingkat makro ekonomi, skala investasi nsioanal perlu dikurangi, jika diperkirakan bahwa ditahun-tahun mandatang akan dihadapi masalah kekurangan devisa. Pada tingakt micro ekonomi, berbagai proyek pembangunan mungkin perlu dijadwalkan kembali(seperti yang dilakukan indonesia pada tahun 1983 sebagai akibat dari defisit tarnsaksi berjalan telah dialami sejak tahun 1982 dengan berakhirnya rizki minyak dan demikian juga pada tahun 1991 sebagai akibat dari adanya boomimg investasi pasca derugulasi perbankan) atau terpaksa dihentikan jika impor bahan-bahan baku, barang-barang setengah jadi, dan barang-barang modal tidak dapat dilanjutkanakibat kekurangan devisa.
Meskipun NSB telah menempuh strategi promosi ekspor tentu tidak bebas dari masalah tekanan pada neraca pembayaran dan kekurangan devisa, namun strategi yang bertujuan untuk memperoleh devisa sebanyak mungkin melalui ekspor barang-barang jadi (manutactured exports) akan lebih berhasil dalam memupuk cadangan devisa yang memadai dari pada strategi substitusi impor yang ternyata sering memperbesar kekurangan devisa pertalian dengan kepadatan impor yang tinggi dari berbagai industri substitusi impor.
Meskipun kebijakan PE memberikan manfaat, namun juga ada beberapa masalah:
Cepat jenuhnya pasar internasional 
Cepat jenuhnya pasar internasional disebabkan oleh faktor permintaan dan penawaran. Dilihat dan sisi permintaan, apa yang diekspor oleh NSB seperti pakaian, makanan olahan, barang-barang elektronik sederhana, bahkan kendaraan, umumnya merupakan barang kebutuhan pokok bagi negara maju.Sebagai barang kebutuhan pokok, elastisitas permintaannya (elastisitas harga dan elastisitas pendapatan) sangat rendah, sehingga pasarnya relatif tetap.
Makin kuatnya kebijakan proteksi oleh negara-negara maju.
Sekalipun negara-negara maju memiliki keunggulan komparatif dalam produksi teknologi padatmodal dan ilmu pengetahuan, mereka tetap melakukan proteksi terhadap industri-industri yang berteknologi sederhana

III.TEKNOLOGI DAN PENGANGGURAN
TEKNOLOGI
Secara etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti serangkaian metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan sebuah objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang metode dan seni.
Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai.
Definisi teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah kebudayaan. Selain itu, teknologi adalah terapan matematika, sains, dan berbagai seni untuk faedah kehidupan seperti yang dikenal saat ini.
Tetapi ada juga definisi yang sama menonjolnya, yakni definisi teknologi sebagai sains terapan, khususnya para ilmuan dan insinyur. Dalam penggunaan ini, pengertian teknologi mengacu pada alat dan mesin yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah di dunia nyata.
Kata teknologi juga dapat digunakan untuk merujuk kepada kumpulan teknik. Dalam konteks ini, itu adalah keadaan saat ini dari pengetahuan manusia tentang bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan, untuk memecahkan masalah, memenuhi kebutuhan, atau memuaskan keinginan.
Indonesia sebagai negara yang berkembang harus mengejar ketertinggalan teknologi lewat industri berteknologi tinggi yang terpilih. Namun, tidak salah pula jika kita memerlukan adanya visi efisiensi dalam proses transformasi teknologi. Tekno ekonomi merupakan merupakan suatu kemampuan memanfaatkan teknologi secara efisien dan efektif. Kemampuannya mencakup kemampuan memilih teknologi, mengoperasikan proses, menghasilkan barang dan jasa, serta mengelola perubahan. Perubahan pada paradigma tekno ekonomi memunculkan system teknologi yang baru dan menimbulkan pengaruh yang menyeluruh pada semua sisi perekonomian. Perubahan pada paradigma teknoekonomi akan menimbulkan produk baru dan proses teknologi baru pada sebuah bentuk industri baru. Perubahan demikian menyebabkan perubahan pada struktur biaya input, produksi, serta distribusi pada perekonomian secara keseluruhan. Sehingga dengan adanya teknologi akan menghemat biaya-biaya proses produksi dalam industri :
1.      Merubah keaadaan yang serba bergantung pada luar negeri, untuk menjadikan ekonominya lebih mandiri. Sebab umumnya negara-negara tersebut masih memiliki struktur ekonomi yang berat sebelah, yaitu merupakan negara agraris, yang sekaligus merupakan ekonomi ekspor. Kekayaan-kekayaan alam yang mereka miliki dengan berbagai hasil tambangnya, kesuburan tanah yang menghasilkan berbagai hasil pertanian, sebagian besar belum mampu mengolah sendiri sehingga harus dijual ke luar negeri. Begitu pula segala kebutuhan barang-barang sampai beras yang merupakan hasil pertanian juga masih harus diimpor. Lebih-lebih peralatan-peralatan modal untuk memajukan industrinya, alat-alat transport dan sebagainya, yang belum mampu dibuat sendiri jelas harus diimpor. Dengan keadaan yang demikian negara tersebut dalam keadaan yang sangat lemah, dilihat dari segi ekspor maupun impor.

2.      Dengan industrialisasi diharapkan dapat meningkatkan produktifitas tenaga    kerja, dengan mempergunakan teknologi yang lebih modern.

3.      Menambah lapangan-lapangan kerja baru untuk memperkecil jumlah  pengangguran.

4.      Dari segi neraca pembayaran, dimaksudkan agar secepatnya dapat memperbaiki neraca pembayaran yang selalu defisit. Maksudnya sekalipun dalam jangka pendek adanya industrialisasi terpaksa banyak mengimpor mesin-mesin, alat-alat transport, sehingga memerlukan devisa yang sangat besar, tetapi lama-kelamaan diharapkan adanya industry-industri substitusi impor akan mengurangi devisa yang kita butuhkan sebaliknya kita mampu memperbesar ekspor kita.

PENGANGGURAN
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Atau dengan kata lain Penganguran adalah kelompok angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan atau tidak bekerja.
  1. JENIS PENGANGGURAN DAN PENYEBABNYA
Secara garis besar, pengangguran dapat dibedakan menjadi dua golongan, menurut lama waktu kerja dan menurut penyebabnya

I. Jenis pengangguran menurut waktu kerja
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Contoh : suatu kantor mempekerjakan 10 orang karyawan padahal pekerjaan dalam kantor itu dapat dikerjakan dengan baik walau hanya dengan 8 orang karyawan saja,sehingga terdapat kelebihan 2 orang tenaga kerja. Orang-orang semacam ini yang disebut dengan pengangguran terselubung.
2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. Contoh : seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya            .
Setengah pengangguran dibagi menjadi dua kelompok :
• Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain.
• Setengah Penganggur Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.
3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

II. Jenis Pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya :
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a.      Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b.      Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh ketidakcocokan antara keterampilan (kualifikasi) tenaga kerja yang dibutuhkan dan keterampilan tenaga kerja yang tersedia.Perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang merupakan latar belakang ketidakcocokan itu. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
Akibat kebijakan pemerintah
c.       Pengangguran friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja (pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja). Pengangguran ini muncul dari kemauan tenaga kerja yang bersangkutan. Ia menganggur untuk sementara waktu dalam rangka mencari pekerjaan yang lebih baik, menantang dan menunjang karirnya. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
d.      Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
e.       Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f.       Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand). Contoh : suatu saat perekonomian suatu negara mengalami masa pertumbuhan (menaik).Di saat lain, mengalami resesi (menurun) atau bahkan depresi.Pada saat krisis ekonomi, daya beli masyarakat menurun sehingga tingkat permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun.Turunnya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa memaksa produsen untuk menurunkan kegiatan produksi.Produsen melakukan ini antara lain dengan cara mengurangi pemakaian faktor produksi, termasuk tenaga kerja.Inilah mengapa pada saat krisis ekonomi kita menyaksikan banyaknya pegawai atau buruh terkena PHK sehingga menganggur. 

  1. SEBAB TERJADINYA PENGANGGURAN
Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah sebagai berikut :
1.      Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja. Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2.      Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang, kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
3.      Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
4.      Budaya pilih-pilih pekerjaan. Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).
5.      Pemalas. Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
6.      Tidak mau ambil resiko. “Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di kantor bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya.”Adakah yang berani mengambil resiko seperti itu? Kami yakin sedikit sekali. Padahal kalau dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan tersebut ia bisa menimba pengalaman sebanyak-banyaknya.Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3 bulan.
3.      DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN
Untuk mengetahui dampak pengganguran kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran tersebut, yaitu:
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus                                                  .
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1.      Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
2.      Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
3.      Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.

b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat
·         Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
·         Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
·         Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas
·         Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
·         Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan. 
  1. CARA MENGATASI PENGANGGURAN
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
  • Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
  • Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya
2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru
3. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
4. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya
5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
  • Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
  • Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
2. Meningkatkan daya beli Masyarakat