Minggu, 14 Agustus 2016

Surat terbuka untukmu

Hai mas, apa kabarmu? Aku harap kabarmu baik-baik saja, sebaik saat terakhir kita bertemu.

Boleh aku menyampaikan sesuatu untukmu? Seharusnya ini aku sampaikan langsung padamu, tapi aku takut. Aku tidak memiliki keberanian yang sama seperti waktu itu.

Mas, aneh rasanya melihat hubungan kita saat ini. Kita tiba-tiba jauh tanpa ada alasan yang jelas. Apakah ini salahku? Apakah ini akibat dari permintaanku waktu itu? Permintaan akan kejelasan hubungan ini.

Maafkan aku, maaf mas. Aku hanya ingin kejelasan. Apapun keputusanmu, aku harga itu. Aku tidak akan memaksa inginku. Aku hanya ingin, apapun keputusanmu tidak akan berpengaruh terhadap hubungan ini.

Tapi, angan hanyalah angan. Sekali lagi terjadi, ditinggalkan tanpa alasan yang jelas. Bukannya aku tidak pernah bertanya padanya, berkali kali aku menanyakan mengapa. Tapi, tidak pernah ada jawaban darinya. Haruskah aku tetap menanyakan itu kembali? Rasanya mungkin tidak, aku tidak ingin mengusik kehidupannya.

Ah iya, beberapa hari yang lalu aku pergi ke tempat kita. Masih ingatkah itu dimana? Aku harap mas mengingatnya. Itulah alasan aku menulis ini. Aku teringat kembali padamu. Teringat akan senyummu, bicaramu, semuanya tentang dirimu. Aku merindukan mas yang dulu. Aku harap kelak kita bisa bertemu kembali, dan menjadi teman seperti saat itu.

9:54 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar